HARIANMALANG.COM– Calon Bupati Malang nomor urut 1, HM Sanusi, mengunjungi Pondok Pesantren Sidogiri di Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, pada Selasa (29/10)
Kedatangan Sanusi untuk bersilaturahmi dan meminta doa restu dari KH. A. Fuad Nur Hasan, pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri.
“Saya datang ke Ponpes Sidogiri ini untuk silaturahmi dengan Kyai Fuad dan meminta doa restu dari beliau. Alhamdulillah, beliau merestui pencalonan saya,” ujar Sanusi.
Namun, ketika ditanya apakah ada instruksi khusus dari KH. A. Fuad Nur Hasan kepada para alumni Pondok Sidogiri untuk memilih pasangan calon tertentu dalam Pilkada serentak 2024, Sanusi enggan berkomentar.
Baca Juga:
Tim Hukum Salaf Kecam Kampanye Hitam dan Premanisme Politik dalam Pilkada 2024
Inspektorat dan Diskominfo Kota Malang Gencar Sosialisasikan Pencegahan Korupsi
Ia menegaskan kedatangannya hanya untuk bersilaturahmi dan memohon doa restu. “Saya datang untuk bersilaturahmi dan memohon doa restu beliau (Kyai Fuad),” tegasnya.
Sebagai informasi, Pondok Pesantren Sidogiri merupakan pesantren tertua di Indonesia yang didirikan pada abad ke-18. Allumninya pun tersebar di wilayah Malang Raya dengan jumlah mencapai ribuan.
Klarifikasi Ponpes Sidogiri: Tidak Ada Dukungan Politik untuk Paslon Gunawan-Umar Usman
Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Malang nomor urut 2, Gunawan dan Dokter Umar Usman (GUS), baru-baru ini juga mengunjungi Pondok Pesantren Sidogiri.
Baca Juga:
Bertemu Habib WALI Janji Menjadi Pemimpin yang Jujur dan Amanah
Peringati Maulud Nabi Calon Bupati, Lathifah Shohib Hadiri Pengajian Ibu – Ibu Kecamatan Lawang
Titip Kota Malang Priotitaskan Macet dan Banjir Pesan Mantan Presiden Jokowi Untuk WALI
Namun, kunjungan ini memicu kemarahan keluarga besar Ponpes Sidogiri di Kabupaten Pasuruan. Mereka dengan tegas membantah telah memberikan dukungan politik kepada pasangan tersebut.
Klaim Paslon Gunawan-Umar Usman yang menyebut mereka sebagai “Pejuang Santri” dianggap menyesatkan.
Pengasuh Ponpes Sidogiri, KH. A. Fuad Nur Hasan, hanya diundang untuk menghadiri peringatan Hari Santri Nasional di Ponpes Babussalam, Banjarejo, Kecamatan Pagelaran, pada Minggu (27/10).
Pada acara tersebut, Kyai Fuad diminta mengalungkan tasbih dan surban kepada Paslon Gunawan-Umar Usman. Tindakan ini kemudian dipelintir seolah-olah Kyai Fuad mendukung pasangan tersebut.
Baca Juga:
BPKP Apresiasi Kinerja Gass Poll Perumda Tugu Tirta Kota Malang
Bakorwil III Malang Gelar Aksi Sosial Hingga Festival 1.000 Mangkok Bakso Peringati HUT Jatim
Cawabup Nomor Urut 1 Lhatifah Shohib Dorong Guru Taman Kanak – Kanak Minimal Lulusan S-1
“Kyai Fuad tidak pernah mengatakan hal itu. Kamu sudah membuat fitnah ke Romo Kyai. Kami, alumninya, tidak terima,” tegas Kurdi, Juru Bicara Santri Ponpes Sidogiri, Selasa (29/10) malam di kediaman Kyai A. Fuad Nur Hasan.
Kurdi menambahkan pengalungan tasbih dan surban tersebut hanya simbolis. “Pengalungan itu hanya simbolis. Masak iya Romo Kyai suruh ngalungin nggak mau, kan nggak mungkin,” jelasnya.
Kyai Fuad juga menegaskan kedatangannya ke Malang hanya menghadiri peringatan Hari Santri dan mendoakan keselamatan rakyat Malang. “Romo Kyai tidak pernah menugaskan Gunawan,” terang Kurdi.
Kurdi saat ini sedang berkomunikasi dengan seluruh ketua alumni Sidogiri di setiap kecamatan untuk mengklarifikasi pemberitaan yang ada. “Fitnahnya itu yang tidak saya suka. Alumni se-Malang Raya marah. Kok ada suara menarasikan Romo Kyai menugaskan salah satu Paslon. Narasinya itu salah,” tukasnya.***