HARIANMALANG.COM – Wujud nasionalisme yang paling sederhana menurut Calon Walikota Malang, Heri Cahyono adalah nonton bareng (nobar) tim kebanggan Indonesia saat berlaga.
“Seperti malam ini, nobar Tim Indonesia melawan Tim Jepang dalam Jepang dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia,”ujarnya.
Ditemui seusai nobar, Heri Cahyono yang kerap disapa Sam HC ini memberikan acungan jempol untuk warga RT 02 RW 13 Kelurahan Madyopuro Kecamatan Kedungkandang Kota Malang yang Jumat (15/11) malam kemarin ikut nobar.
“Sampai pertandingan usai, tidak ada yang beranjak. Ini bukti jiwa nasionalismenya tinggi,” tambahnya.
Lewat nobar dukungan masyarakat terhadap tim nasional, total tanpa pamrih. Ia menilai, nobar timnas sepakbola Indonesia bukan hanya sekadar menonton pertandingan olahraga.
“Melainkan wujud dari merawat jiwa nasionalisme. Meski saat masyarakat berseteru dengan PSSI karena kebobrokannya beberapa waktu lalu, namun kalau soal mendukung timnas, masyarakat tetap nomor satu. Ini seharusnya yang tetap kita jaga bersama,” bebernya.
Kekalahan skuad Garuda yang cukup telak atas Tim Jepang 4 – 0 memang membuat penonton kecewa. Namun kekecewaan itu terobati dan suasana semakin gayeng ketika Sam HC memaparkan beberapa programnya.
Program Kota Malang kedepannya yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. “Sekarang zamannya digitalisasi mau tidak mau kita semua akan menerimanya dan mengikuti,” terangnya.
Baca Juga:
Jokowi Sempat Negosiasi Menolak untuk Berikan Sambutan di Puncak Peringatan HUT ke-17 Gerindra
Diusulkan Pertama Kali oleh PWI Jatim, Margono Djojohadikusumo Layak Dapat Gelar Pahlawan Nasional
Mulai dari angkotnya yang saat ini hidup segan mati pun tak mau. “Tanpa didorong mereka sudah jatuh. Bukan begitu konsepnya. Kami sudah membuat sistemnya sehingga tetap bertahan seperti di Singapura, Malaysia dan negara – negara lainnya,” jelasnya.
Malam kemarin tidak hanya sekedar menonton namun menjadi ajang curhatan warga dan diskusi dua arah.
Muali dari Pasar Blimbing yang sampai sekarang belum juga kelar sampai Terminal Patimura yang mangkrak padahal memiliki nilai historis sampai memecah kemacetan ditengah kota.
Sebagai paslon yang diusung oleh PDIP, Sam HC ini, ingin membangun Kota Malang dengan budaya. Tidak hanya soal infrastruktur dan sektor lainnya, tetapi budaya luhur asli Malang harus mengiringi setiap jalannya program.
Baca Juga:
Gen Z Mendominasi jadi Kalangan Paling Puas dengan Kinerja Prabowo Subianto Versi Survei Indikator
Gara-gara Soal Pajangan Mobil F1, Momen Pecah Tawa Prabowo Subianto dan Anwar Ibrahim
Gandeng Pemerintah Swiss, BNPB Lakukan Penguatan Soal Peringatan Dini Banjir Lahar di Gunung Semeru
“Perang dunia ke 2 dapat diselesaikan di meja, mestinya soal pasar ngge saget (juga dapat) selesai di meja,” tuturnya.
“Kita harus dapat menjaga, pembangunan Kota Malang ini dengan budaya luhur khas Malang. Secara Malangan bukan budaya Suroboyoan atau pun budaya solo. Masing – masing darah punya budayanya,” tegas cawali nomor urut dua Pikada Kota Malang 2024,
Sementara Ketua DPRD Kota Malang, Amythia mengapresiasi, warga RT 02 RW 13 yang masih guyub dan rukun.
“Terutama era digital seperti saat ini, hampir semua hal bisa diakses menggunakan gadget, tetapi kegiatan warga seperti ini masih sangat diminati,” ujar Amythia yang akrab disapa Mb Mia ini.
Sebagai tokoh masyarakat, Mb Mia berharap masyarakat bisa menjadikan teladan pemimpin yang jujur, bersih dan visioner. Oleh sebab itu, melihat perkembangan zaman saat ini, kegiatan kemasyarakatan harus didukung dan diselaraskan dengan pemimpin ke depannya
“Tentu kami menyampaikan, agar masyarakat bisa ikhlas dan meniatkan sodaqoh suaranya, untuk pemimpin yang baik, bersih dan visioner. Sehingga, kegiatan positif ditingkat masyarakat terus mendapatkan dukungan,” imbuh politisi PDIP ini.