HARIANMALANG.COM – Dalam acara debat publik pertama Paslon pada Pilkada yang diselenggarakan KPU Kabupaten Malang. Paslon nomer satu HM Sanusi dicercah pertanyaan menyudutkan tentang berbagai masalah pendidikan. Namun dengan tenang an gamblang ia justru membeberkan keberhasilan.
Beberapa hal yang dipertanyakan lawan politik tersebut, diantaranya mengapa masalah perijinan pendirian pendampingan disabilitas dipersulit.
Begitu juga dengan gaji guru honorarium yang cuma 300 ribu. Serta masih adanya pungutan di sekolah-sekolah wilayah Kabupaten.
Sanusi dengan tenang namun berkualitas menjawab berbagai pertanyaan menyudutkan tersebut.
Pendirian lembaga pendamping disabilitas, yang menurutnya memang perlu seleksi ketat dalam perijinan pendirian. Ia justru mengkhawatirkan jika perijinan mudah diberikan, akan memicu disalahgunakan.
Tentang gaji guru honoror yang cuma 300 ribu. Sanusi menampik hal tersebut. Ia bahkan meminta di hadirkan guru honorer yang digaji minim. Paslon nomer urut satu ini mengklarifikasi, bahwa pihaknya melalui Dinas Pendidikan telah memberikan intensif layak kepada para guru honorer.
Sedangkan masalah pungutan, Abah Sanusi – panggilan kesehariaannya, meluruskan. Jika wewenang Pemerintah Kabupaten hanya pada sekolah SD negeri dan SMP negeri. Dalam ranah tersebut ia menjamin tidak ada pungutan sama sekali.
“Kalau sekolah swasta, dan di jenjang SMA/SMK sudah bukan kewenangan kami,” terang Sanusi.
Baca Juga:
Jokowi Sempat Negosiasi Menolak untuk Berikan Sambutan di Puncak Peringatan HUT ke-17 Gerindra
Diusulkan Pertama Kali oleh PWI Jatim, Margono Djojohadikusumo Layak Dapat Gelar Pahlawan Nasional
Acara debat ini sendiri diselenggarakan KPU Kabupaten Malang di ruang sidang Paripurna DPRD Kabupaten Malang. Jum’at (25/10) malam. Tema yang diangkat dalam debat Pilbup putaran pertama ini “Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Memajukan Daerah”.
Debat ini diikuti dua Paslon, pasangan Sanusi-Lathifah (SaLaf) berhadapan dengan Gunawan-Umar (GUS).
Meski sempat memanas, dengan teriakan dan yel-yel yang beradu keras, antar pendukung Paslon. Namun acara berlangsung tertib dan aman. ***