HARIANMALANG.COM – Lokakarya Konservasi dan Inovasi Musik Tradisi Indonesia atau Lokovasia, kembali hadir dengan semangat baru untuk melestarikan dan mengembangkan musik tradisional Indonesia.
Tahun ini, Lokavasia diselenggarakan di Universitas Negeri Malang (UM) dan mendapat dukungan penuh dari Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek serta Yayasan Musike SJ.
Menurut Setiyawan Jayantoro, S.Sn., M.Sn., Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta, kegiatan ini bertujuan menciptakan ruang interaksi untuk konservasi dan inovasi musik tradisi.
“Program ini menekankan pada penciptaan ruang interaksi, di mana kami mensinergikan dua gerakan utama, yaitu konservasi dan inovasi,” ujar Setiyawan yang Ketua Pelaksana Lokovasia.
Baca Juga:
Keberhasilan Koperasi Desa Merah Putih Ditentukan oleh Dukungan BUMN, Ini Strategi Pemerintah
Setiyawan juga menyoroti pentingnya mengubah stigma yang menganggap tradisi sebagai sesuatu yang kuno dan sekadar peninggalan nenek moyang.
“Tradisi akan selalu hadir di setiap lintasan zaman. Konservasi dan inovasi ini berbicara tentang bagaimana kita melestarikan sekaligus mengembangkan tradisi. Musik tradisi bukanlah sesuatu yang statis, melainkan dinamis dan terus berkembang,” tambahnya.
Rangkaian kegiatan Lokovasia tahun ini terdiri dari empat tahap, yaitu Kurasi, Intensifikasi Program, Elaborasi, dan Eksibisi. Tahap Elaborasi yang berlangsung di UM mencakup presentasi peserta untuk berbagi dan berinteraksi.
Peserta dipilih melalui audisi dan dibagi menjadi empat kategori yakni, grup musik, musisi, komponis, dan peneliti musik.
Baca Juga:
Fondasi yang Kuat untuk Indonesia Maju, Dibangun dalam 6 Bulan Pertama Presiden Prabowo Subianto
Makan Siang Bersama Presiden Prabowo Subianto, Ahmad Muzani Tak Bahas Mundurnya Hasan Nasbi
Mengetahui Indonesia Mampu 3 Kali Tanam Padi dalam Setahun, Inilah Reaksi yang Dilakukan Jepang
Setiyawan mengungkapkan, kategori peneliti musik menjadi elemen paling menarik dalam kegiatan ini.
“Kategori peneliti musik ini yang membuat Lokovasia unik. Kami akan membahas musik dalam konteks yang komprehensif, sehingga musik tidak hanya dipahami sebagai aktivitas motorik, tetapi juga sebagai aktivitas kognitif. Di sini, akan ada pengayaan literasi yang mendalam,” jelasnya.
Agenda Elaborasi ini terbuka untuk umum, termasuk mahasiswa yang dapat mengikuti kelas dengan melakukan registrasi terlebih dahulu.
“Melihat antusiasme yang begitu tinggi, kami berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut dan menjadi formula strategis untuk menjaga dan mengembangkan musik tradisi kita,” pungkasnya.
Baca Juga:
Penyidikan Kasus Dugaan Suap Fasilitas Ekspor CPO, Kejagung Periksa 2 Hakim Sebagai Saksi
Kepala BGN Kunjungi Siswa Cianjur yang Alami Gangguan Kesehatan Usai Konsumsi Makanan Program MBG
Kegiatan Lokovasia ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-4, yaitu memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat.
Dengan menggabungkan konservasi dan inovasi musik tradisi, kegiatan ini juga berkontribusi pada SDGs ke-11, yaitu menjadikan kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan dengan melestarikan kekayaan budaya.***